Akulturasi Budaya; Akankah Indonesia Akan Tetap ‘Indonesia?

Oleh: Geys Abdurrahman Assegaf Lc.

Pernahkah kita berfikir, bagaimanakah bentuk karakter dan budaya Bangsa Indonesia 10 Tahun mendatang?

Kita tidak bisa menghalangi keberadaan akulturasi budaya yang masuk dan bersinggungan dengan kebudayaan Bangsa Indonesia. Masalahnya adalah akulturasi tersebut ternyata menggerus ‘Budaya Timur’ yang ada di tubuh Bangsa ini., sebagaimana sudah terjadi lebih dulu di negara-negara tetangga seperti cina dan korea.

Dalam hal ini, solusinya menurut Bapak Wardiman Djoyonegoro dalam dialog disebuah stasiun televisi swasta, pemerintah harusnya menganalisa dan bekerja ekstra keras guna menentukan ‘Sebuah Garis’ yang menjadi pedoman bagi akulturasi tersebut. Apakah ia akan distop ataupun dilanjutkan. Persoalan lain yang harus diselesaikan, bagaimana menetapkan garis tersebut dari jutaan budaya yang ada di Negri ini. Karena merekalah yang memiliki kewenangan. Dan sudah seharusnya bekerja ekstra keras dalam memperhatikan hal ini.

Hedonisme yang masuk dan perlahan-lahan menggrogoti sendi-sendi moral Bangsa Indonesia, serta kurikulum yang sudah beralih dari yang sebelumnya kepada rangsangan kognitif, motorik, dan basis kompetensi sudah beralih menjadi kurikulum yang penuh persaingan tanpa adanya installment budaya Bangsa Indonesia yang jelas. Kekeluargaan, gotong royong, tenggang rasa, dst adalah corak Bangsa ini, yang sungguh sudah terkikis. Televisi swasta yang sering menampilkan sinetron-sinetron yang berbau hedonismepun sangat mendukung hal ini, juga infotainment yang lebih memikat banyak orang ketimbang dialog-dialog interaktif bersama tokoh-tokoh penting dan berprestasi.

Satu hal yang dapat saya ambil sebagai sebuah pelajaran, bahwa bangsa ini sangat merindukan dan haus kepada ‘Figur-Figur Tua’ yang berjasa dan mengerti tentang keadaan bangsa. Serta merekalah yang sungguh memiliki kecintaan terhadap budaya dan kemajemukan Bangsa Indonesia. Dan tidak lupa bahwa negri ini haus akan sebuah media elektronik visual (Televisi) pencerah dari kalangan ‘Ulama Sepuh’ yang lembut dan bijaksana. Ditengah banyaknya kericuhan antara Ummat Beragama, bahkan seagama. Tanpa ada batasan moral dan aturan legal yang mengaturnya, saya rasa kita semua sepakat bahwa kebudayaan Bangsa Indonesia akan kehilangan identitasnya sebagai Bangsa yang beradab, bermartabat, serta bertoleransi dalam aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Semoga Budaya Bangsa Indonesia yang selaras dengan semangat KeIslaman tidak akan tergerus dengan dalih akulturasi atau persinggungan apapun. Sungguhpun ini bukan persoalan mudah, namun hendaknya diinsafi bersama.

Wa ‘ala Allahi Fa-l Yatawakkal Al-Mu’minun.

Leave a comment